Tugas PKN Universitas Gunadarma
"Ketahanan Nasional"
Tujuan penulisan ini hanya untuk kepentingan tugas.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam perjuangan
mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari
berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara
agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki
kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
KETAHANAN NASIONAL DI PULAU-PULAU TERLUAR INDONESIA.
Kita mungkin belum melupakan lepasnya Sipadan dan
Ligitan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun demikian, ada hal-hal
yang mungkin tidak banyak kita ketahui terkait kehidupan masyarakat di
pulau-pulau terluar Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, ada
kurang lebih 17.506 pulau di Indonesia, dan sebanyak 92 pulau diantaranya
adalah pulau-pulau terluar. Sebagian besar dari pulau-pulau terluar tersebut
terletak di gugusan Kepulauan Riau dan Maluku. Lalu bagaimanakah kehidupan
masyarakat di sana?
Kebanyakan masyarakat penduduk pulau-pulau terluar
bekerja sebagai nelayan dan sangat menggantungkan hidupnya pada kekayaan hayati
laut di sekitarnya. Sebagian besar adalah penduduk asli di tempat tersebut dan
hanya sebagian kecil diantaranya merupakan pendatang dari daerah lain. Mengapa
demikian? Hal ini terkait dengan sulitnya akses ke daerah lain dan minimnya
infrastruktur yang ada di pulau-pulau terluar tersebut. Jangankan tempat
hiburan, infrastruktur dasar seperti listrik dan air bersih adalah sesuatu yang
sangat mahal harganya di daerah tersebut.
Dengan sebagian besar penduduknya adalah nelayan, kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak
(BBM) berupa solar adalah suatu hal yang harus dipenuhi. Kelangkaan BBM artinya
ketiadaan tangkapan ikan yang berujung pada pengangguran dan kemiskinan.
Sebagai masyarakat nelayan, keinginan untuk bersekolah dan maju adalah sesuatu
yang juga dimiliki oleh anak-anak nelayan di pulau-pulau terluar. Dan sesuai
dengan janji pemerintah terkait program wajib belajar 9 tahun, keberadaan
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) adalah sesuatu
yang wajib tersedia dalam infrastruktur pulau-pulau terluar.
Lalu bagaimana kondisi perekonomian masyarakat di
daerah tersebut? Dapat dimaklumi, dengan sebagian besar penduduknya yang masih
menjalankan kegiatan penangkapan ikan secara tradisional, tidak banyak kemajuan
ekonomi yang dicapai. Sampan maupun kapal penangkap ikan tradisional dengan
motor tempel adalah aset utama bagi keluarga nelayan. Bahkan di beberapa
daerah, rumah tinggal pun dibangun di atas air laut sebagai tambatan kapal
untuk memastikan sampan dan kapal tidak hanyut ke tengah laut. Memang di
beberapa daerah sudah mulai dikembangkan keramba di tengah laut tenang untuk
mendapatkan penghasilan tetap melalui panen ikan secara berkala. Namun
demikian, secara keseluruhan penduduk pulau-pulau terluar belum memiliki
kemampuan ekonomi untuk mengembangkan daerahnya secara mandiri.
Tentu saja, pemerintah tidak tinggal diam guna
meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan di
pulau-pulau terluar Indonesia. Berbagai infrastruktur dasar seperti listrik,
sekolah, puskesmas, jalan dan pelabuhan sudah banyak tersedia di daerah tersebut.
Pemerintah melalui Dana Perimbangan Pusat dan Daerah telah mentransfer sejumlah
dana yang cukup besar ke rekening Pemerintah Daerah guna membanguninfrastruktur dasar di
pulau-pulau terluar tersebut. Dengan komposisi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang 70% diantaranya adalah penerimaan perpajakan, dapat
dikatakan dana pajak telah digunakan untuk pembangunan pulau-pulau terluar Indonesia.
Dalam APBN 2013, dialokasikan Rp 528,6 triliun dalam
bentuk transfer ke daerah dengan tujuan diantaranya meningkatkan perhatian
terhadap pembangunan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Untuk
mendukung tujuan tersebut, dialokasikan juga berbagai anggaran pendukung,
seperti: penanggulangan kemiskinan sebesar Rp 115,5 triliun, layanan kesehatan
murah untuk masyarakat sebesar Rp 55,9 triliun, penguatan ketahanan pangan
sebesar Rp 63,2 triliun, anggaran pertahanan Negara sebesar Rp 81,8 triiun,
serta anggaran keamanan dan ketertiban sebesar Rp 36,5 triliun.
Dengan berbagai alokasi anggaran di atas, diharapkan
ketahanan nasional dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di
wilayah pulau-pulau terluar Indonesia dapat terwujud dengan baik. Masyarakat
yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang tinggi diharapkan dapat membangun
ketahanan nasional secara mandiri. Sedangkan pertahanan
nasional yang kuat akan memberikan perlindungan yang maksimal kepada masyarakat
terutama dalam menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sekaligus
menjamin rasa aman di tengah masyarakat.
Di tengah refleksi Hari Kebangkitan Nasional yang
jatuh pada tanggal 20 Mei lalu, rasanya kita perlu merenungkan kembali ketaatan
kita dalam membayar pajak. Saat ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak
telah menyediakan pelayanan pajak ke seluruh pelosok
Indonesia melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP), bahkan hingga ke pulau-pulau
terluar Indonesia melalui Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP). Salah satu KP2KP yang melayani pulau-pulau terluar
Indonesia adalah KP2KP Ranai di Pulau Natuna, dimana wilayah kerjanya meliputi
Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas di wilayah provinsi Riau dan Kepulauan
Riau.
Dari masyarakat yang taat pajak, diharapkan tersedia dana yang cukup banyak bagi
pemerintah untuk kesejahteraan umum. Pada akhirnya, uang pajak yang kita
bayarkan ke Negara akan dikembalikan dalam bentuk fasilitas
umum dan penguatan ketahanan nasional. Ketaatan kita dalam memenuhi kewajiban
perpajakan kita akan meningkatkan kualitas ketahanan nasional, sekaligus
membantu saudara-saudara kita dalam mewujudkan ketahanan nasional di wilayah
pulau-pulau terluar Indonesia. Mari bangkit Indonesia!
KESIMPULAN
Kebanyakan masyarakat penduduk pulau-pulau terluar bekerja
sebagai nelayan dan sangat menggantungkan hidupnya pada kekayaan hayati laut di
sekitarnya , hal ini
terkait dengan sulitnya akses ke daerah lain dan minimnya infrastruktur yang
ada di pulau-pulau terluar tersebut. Sebagai masyarakat
nelayan, keinginan untuk bersekolah dan maju adalah sesuatu yang juga dimiliki
oleh anak-anak nelayan di pulau-pulau terluar. Dengan sebagian besar penduduknya yang masih menjalankan kegiatan
penangkapan ikan secara tradisional, tidak banyak kemajuan ekonomi yang dicapai, sampan maupun kapal penangkap
ikan tradisional dengan motor tempel adalah aset utama bagi keluarga nelayan. Tentu saja, pemerintah
tidak tinggal diam guna meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan di pulau-pulau terluar
Indonesia. Berbagai infrastruktur dasar seperti listrik,
sekolah, puskesmas, jalan dan pelabuhan sudah banyak tersedia di daerah
tersebut, diharapkan
ketahanan nasional dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di
wilayah pulau-pulau terluar Indonesia dapat terwujud dengan baik. Dari masyarakat yang taat pajak,
diharapkan tersedia dana yang cukup banyak bagi pemerintah untuk
kesejahteraan umum. Pada akhirnya, uang pajak yang kita bayarkan ke Negara akan
dikembalikan dalam bentuk fasilitas umum dan penguatan
ketahanan nasional.
SUMBER :
http://ibnuaqil999.blogspot.co.id/2015/05/ketahanan-nasional-dalam-kasus-narkoba.html
http://www.antaranews.com/berita/376820/ketahanan-nasional-di-pulau-pulau-terluar-indonesia
Ilustasi gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar